Akibat Kekurangan Yodium Selain Sebabkan Gondok, Apa Lagi?

Yodium merupakan mineral yang secara alami ditemukan dalam air laut dan tanah. Tubuh manusia tidak dapat memproduksi yodium dengan sendirinya, sehingga perlu mengkonsumsi zat makanan dengan kandungan yodium, salah satunya garam. Lantas, apa dampak kekurangan yodium bagi kesehatan tubuh?

Berdasar American Thyroid Association di alamat thyroid.org, kekurangan yodium dapat memberikan dampak kesehatan berupa:

1. Pembesaran tiroidPembesaran tiroid atau penyakit gondok dapat terjadi akibat kurangnya asupan yodium dalam tubuh. Kondisi ini terjadi karena tiroid dalam tubuh mencoba memproduksi hormon tiroid dengan sendirinya, untuk memenuhi asupan tiroid dalam tubuh. Pembesaran tiroid atau gondok dapat membuat penderitanya tersedak, kesulitan menelan dan bernafas.

2. HipotiroidHipotiroid merupakan kondisi di mana tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid sesuai kebutuhan tubuh. Kondisi ini mengakibatkan metabolisme tubuh melambat, merasa kelelahan, menambahnya berat badan dan intoleransi pada suhu dingin. Di Amerika Serikat, kekurangan yodium menjadi penyebab paling umum seseorang terkena hipotiroid.

3. Masalah terkait kehamilanKekurangan yodium yang parah pada ibu telah dikaitkan dengan keguguran, bayi lahir meninggal, kelahiran prematur, dan kelainan bawaan pada bayi. Anak-anak dari ibu dengan defisiensi yodium berat selama kehamilan dapat mengalami cacat intelektual dan masalah dengan pertumbuhan, pendengaran, dan bicara.

Meski jarang terjadi, dalam kasus paling parah, tiroid yang kurang aktif akibat kekurangan yodium dapat menyebabkan kretinisme (sindrom yang ditandai dengan kerusakan otak permanen, bisu tuli, spastisitas, dan perawakan pendek).

Mengutip Healthline di situs healthline.com, kekurangan yodium hanya dapat didiagnosis melalui tes urin, namun kadar yodium rendah dapat terdeteksi melalui gejala gangguan tiroid, seperti gondok yang terlihat, kelenjar tiroid yang menyakitkan saat disentuh, kesulitan bernapas (terutama saat berbaring), kesulitan menelan, kelelahan, perasaan dingin yang ekstrim meskipun suhu normal, rambut rontok, depresi, kabut otak, dan penambahan berat badan yang tidak disengaja.

Sementara itu, WHO dan UNICEF merekomendasikan jumlah kadar konsumsi yodium harian sebanyak 90 ug (mikrogram) untuk usia 0 sampai 7 tahun, 120 ug untuk usia 7 sampai 12 tahun, 150 ug untuk usia 12 tahun ke atas, dan 250 ug untuk wanita hamil dan menyusui.

DELFI ANA HARAHAP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *